Metode penanganan resiko

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Kualitatif

Salah satu pendekatan dalam penanganan resiko adalah suatu prosedur dua langkah yang disebut dengan metode asuransi. Sesudah manajer resiko mengidentifikasikan dan mengukur kerugian potensial, maka ia harus menyiapkan suatu daftar penutupan asuransi yang digolongkan dalam tiga golongan berdasarkan keparahan kerugian. Kedua langkah dalam metode asuransi adalah pertama, manajer resiko harus menetapkan pertama, kombinasi penutupan asuransi yang dapat memberikan perlidungan terbaik terhadap resiko yang dihadapi perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengadakan perlindungan yang paling lengkap dengan biaya yang paling murah.

Manajer resiko harus memilih limit kebijaksanaan yang memberi perlindungan. Limit ini harus sesuai dengan kerugian maksimal yang mungkin, tetapi terkadang kerugian dapat melebihi penutupan maksimum yang tersedia. Sesudah manajer resiko menetapkan kombinasi penutupan yang terbaik dan limit kebijaksanaan, maka ia membagi kontrak asuransi ke dalam tiga golongan, yaitu:

  1. Penutupan yang esensial, ialah penutupan yang diwajibkan oleh UU atau yang diwajibkan oleh perjanjian. Contoh: ASTEK dan perjanjian dengan serikat buruh.
  2. Penutupan yang diinginkan, ialah memberikan perlindungan terhadap kerugian yang menghalangi operasi perusahaan, tetapi tidak akan menyebabkan perusahaan ditutup.
  3. Penutupan yang tersedia, ialah jenis perlindungan yang belum termasuk kedua golongan penutupan yang lain.

Setelah daftar sementara itu lengkap, manajer resiko meninjau kontrak dalam masing-masing golongan untuk menetapkan kerugan yang bisa ditangani secara lebih memuaskan dengan cara lain. Contoh:

  1. Kerugian yang bisa dipindahkan kepada pihak lain dengan biaya yang lebih murah dari premi asuransi.
  2. Kerugian yang bisa dicegah atau dikurangi sehingga tidak lagi merupakan kerugian yang parah.
  3. Kerugian yang sering terjadi sehingga kerugian dapat diperkirakan dengan seksama.

Manajer resiko cenderung pada penutupan yang diinginkan terhadap jenis analisis yang sama. Apabila suransi merupakan metode yang diinginkan dan tdak ada metode lain yang menarik maka asuransi dapat dibeli. Sebagai penutupan yang essensial, maka manajer resiko dapat memutuskan untuk membeli asuransi dengan ketentuan yang dapat dirabat.

Kontrak asuransi esensial dan diinginkan yang belum dihapuskan dalam pendaftaran seharusnya dibeli apabila kebutuhan dari dana premi tidak lebih penting. Faktor pendukung dari pembelian asuransi adalah sebagai berikut:

  1. Status ekonomi perusahaan.
  2. Objektif manajemen resiko perusahaan.
  3. Sifat exposure.
  4. Sikap penolakan terhadap resiko.
  5. Ketetapan pengukuran terhadap potensial.

Selanjutnya manajer resiko mempertimbangkan tentang apa yang harus dilakukan terhadap resiko yang tidak tertulis dalam daftar pertama, yang disebabkan oleh tidak tersedianya jasa asuransi terhadap kerugian semacam itu. Sebagai akibat dari pendaftaran sementara penutupan asuransi tenhadap kerugian potensial yang tidak bisa diasuransikan, maka manajer resiko seharusnya membuat daftar yang sudah direvisi yang menunjukkan bagaimana setiap metode manajemen resiko digunakan untuk menangani setiap resiko yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan. Contoh daftar tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Penghindaran
  2. Pencegahan dan pengurangan kerugian.
  3. Inspeksi keselamatan harta benda.
  4. Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pegawai yang penting.
  5. Penanggungan sendiri.
  6. Kerugian sampai Rp 1.000.000,- bagi sejenis mana saja.
  7. Kerugian yang bersifat tanggung gugat yang melebihi batas yang ditentukan, diperoleh dari asuransi.
  8. Pemindahan resiko yang bukan kepada asuransi.
  9. Persetujuan leasing bagi peralatan dan gedung.
  10. Asuransi (dengan Rp 1.000.000,- yang bersifat deductible sepanjang jasa itu tersedia).
  11. Prioritas pertama (essensial)
  12. Asuransi kompensasi pekerja.
  13. Asuransi tanggung gugat bagi pekerja.
  14. Asuransi harta milik atas gedung.
  15. Prioritas kedua (bersifat diinginkan)
  16. Asuransi kerusakan kendaraan bermotor.
  17. Asuransi ketidakmampuan bagi personal penting.
  18. Prioritas ketiga (bila tersedia)
  19. Asuransi kaca jendela dan dinding kaca.
  20. Asuransi leasing.

Walaupun metode asuransi ditujukan kepada pendekatan perencanaan total resiko, tetapi jga bisa dimanfaatkan untuk program manajemen resikoyang berkenaan dengan suatu resiko saja. Misal,seorang manajer resiko yang ingin membeli asuransi harus mengelompokkan asuransi tersebut atas esensial, diinginkan dan tersedia.

  • Pendekatan Kuantitatif

Dalam pendekatan ini, penanganan resiko dimulai dengan membuat sebuah tabel matrik “kerugian yang mungkin” yang memperlihatkan berbagai kemungkinan atau biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap keputusan dan bagi outcome yang mungkin. Selanjutnya harus dijelaskan secara persis tujuan yang hendak dicapai oleh pengambil keputusan. Terdapat hambatan dalam pendekatan ini, yakni:

  1. Data yang diperlukan tidak ada atau tidak mencukupi.
  2. Kemungkinan kurangnya pengalaman penggunaan cara ini.

Walaupun memiliki hambatan namun pendekatan ini sangat bermanfaat dalam menetapkan suatu keputusan manajemen.

  • Matrik Kerugian

Untuk menggambarkan konsep matrik kerugian anggaplah bahwa sebuah gedung perusahaan dihadapkan pada sutu kerugian karena kebakaran dan yang akan terjadi adala kerugian total atau sama sekali tidak ada kerugian. Kemudian, manajer resiko harus memutuskan antara tiga perangkat tindakan yaitu:

  1. Untuk menanggung (retain) resiko.
  2. Untuk mennggung (retain) resiko serta menambah bebrapa usaha pengamanan sehingga mengurangi kans suatu kebakaran.
  3. Untuk membeli perlindungan asuransi.

Matrik kerugian di bawah ini memperlihatkan kerugian bagi setiap keputusan dari ketiga kemungkinan tindakan sebelum mempertimbangkan pengaruh pajak pendapatan. Kerugian itu jatuh ke dalam dua kategori:

  1. Kerugian secara kebetuan yang akan terjadi hanya jika ada sutau kebakaran.
  2. Biaya yang timbul baik ada kebakaran maupun tidak ada kebakaran.

Kerugian secara kebetulan dapat dibagi ke dalam:

  1. Yang dapat diasuransikan.
  2. Yang tidak dapat diasuransikan.

Sebagai contoh, anggap bahwa kontrak asuransi yang dipertimbangkan merupakan paket yang luas yang melindungi perusahaan terhadap sebagian besar kerugian kebetulan, seperti biaya mengganti bangunan, kerugian penggunaan gedung, biaya pemindahan material dan tanggung jawab terhadap orang lain. Berikut ini adalah matrik kerugian sebelum pajak dengan beberapa pilihan keputusan yang dapat dipilih oleh manajer resiko.

Matrik kerugian sebelum pajak

Keputusan Outcome
Kebakaran Tidak ada Kebakaran
1 Menanggung resiko Kerugian yang dapat diasuransikan Rp 200.000.000,- Rp 0,-
Kerugian kebetulan yang tidak dapat diasuransikan Rp 12.000.000,-
2 Menanggung resiko dan menambah peralatan pengamanan. Kerugian yang diasuransikan Rp 200.000.000,-
Kerugian yang tidak dapat diasuransikan Rp 12.000.000,-
Biaya peralatan penagmanan Rp 6.000.000,-

Rp 218.000.000,-

Biaya peralatan pengamanan Rp 6000.000

Rp 6.000.000,-

3. Membeli asuransi Premi asuransi per tahun Rp 10.000.000,- Premi asuransi Rp 10.000.000,-
  • Pengaruh Kerugian terhadap Keputusan

Apabila dimisalkan tarif pajak rata-rata 50% maka pada kasus tersebut kerugian yang akan dipikul oleh perusahaan adalah Rp 200.000.000,-, sesudah dikenakan pajak akan menjadi 50% x Rp 200.000.000,- = Rp 100.000.000,-, biaya kredit akan menjadi 50% x Rp 12.000.000,- = Rp 6.000.000,-. Sehingga total kerugian sesudah pajak adalah Rp 100.000.000,- + Rp 6.000000,- = Rp. 106.000.000,-.

  • Pengaruh Kecemasan dalam Menetapkan Keputusan

Kecemasan tentang terjadinya kerugian pada contoh diatas belum diperhitungkan sebagai biaya. Nilai kecemasan merupakan faktor yang sangat subjektif. Nilai itu tergntung atas distribusi probabilitas daripada:

  1. Ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi menurut perasaan pribadi manajer resiko.
  2. Resiko lain yang dihadapi perusahaan.
  3. Tujuan manajemen resiko perusahaan.

Tujuan manajemen resiko kan mempengaruhi kecemasan karena tujuan manajemen resiko menentukan seberapa besar pentingnya faktor kecemasan ditempatkan pada kerugian potensial dan tujuan manajemen resiko mencerminkan sikap perusahaan terhadap resiko.

Dalam contoh yang dijabarkan diatas, kecemasan yang timbul karena resiko ditanggug sendiri dinilai Rp 4.000.000,-, kerugian potensial adalah Rp 106.000.000,-. Kerugian total termasuk nilai kecemasan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Matrik Kerugian Setalah Pajak

Keputusan Outcome
Kebakaran Tidak terjadi kebakaran
1 Menanggung resiko Kerugian yang dapat diasuransikan Rp 100.000.000,-
Kerugian kebetulan yang tidak dapat diasuransikan Rp 6.000.000,-
Kecemasan Rp 4.000.000,- Rp 4.000.000,-
2 Menanggung resiko usaha baru pengamanan Kerugian yang tak dapat diasuransikan Rp 100.000.000,-
Kerugian kebetulan yang tak dapat diasuransikan Rp 6.000.000,-
Kecemasan Rp 3.000.000,- Rp 3.000.000,-
Biaya ekstra pengamanan Rp 3.000.000,-

Rp 112.000.000,-

Rp 3.000.000,-

Rp 6.000.000,-

3 Membeli asuransi Premi asuransi Rp 5.000.000,- Rp 5.000.000,-
  • Objektif dan Aturan Pengambilan Keputusan

Objektif dibagi ke dalam kategori utama:

  1. Objektif yang menganggap manajer resiko tidak dapat memperkirakan probabilitas kerugian kebakaran.
  2. Objektif yang menganggap manajer resiko dapat memperbaiki probabilitas kerugian.
  1. Jika probabilitas tidak dapat diperkirakan, ada dua objektif yang akan dipertimbangkan yaitu:
  • Meminimumkan kerugian potensial yang maksimum selama periode yang bersangkutan (minimax).
  • Meminimumkan kerugian potensial yang minimum dalam periode yang bersangkutan.
  1. Probabilitas yang dapat diperkirakan, ada dua objektif yang akan dipertimbangkan yaitu:
  • Meminimumkan kerugian yang berkenaan dengan outcome yang paling mungkin.
  • Meminimumkan kerugian-harapan selama periode kebijksanaan itu.
  • Alasan Seseorang Memilih Asuransi

Faktor-faktor yang mendorong seseorang memilih membeli asuransi adalah sebagai berikut:

  1. Ingin membuang kecemasan akibat fluktuasi dalam kerugian kebetulan (accidental loss).
  2. Menanggung sendiri resiko kerugian kebetulan yang dapat diasuransikan mungkin akan menimbulkan kerugian kebetulan yang tak dapat diasuransikan.
  3. Faktor pajak menyebabkan membeli asuransi dinilai lebih menguntungkan.
  4. Perkiraan kerugian yang dihitung sendiri lebih besar dari perkiraan pihak asuransi.
  5. Nilai servis yang disediakan pihak asuransi, seperti inspeksi keselamatan, penyesuaian kerugian, dan sebagainya.

Namun, terkadang perusahaan lebih memilih untuk menanggung sendiri resiko karena:

  1. Nilai kecemasan (worry value) lebih rendah.
  2. Tidak terdapat kerugian kebetulan yang tidak dapat diasuransikan.
  3. Kans kerugian diperkirakan lebih rendah.
  4. Opportunity cost asuransi ditaksir terlalu besar.
  • Metode Kecemasan

Dengan metode kecemasan, manajer resiko memilih keputusan yang dalam waktu lama (long run) akan menghasilkan kerugian rata-rata pertahun yang paling rendah. Termasuk di dalam kerugian tersebut adalah suatu nilai yang dibebankan untuk menanggung kecemasan sebab dengan fluktuasi kerugian lebih dari tahun ke tahun. Kasus di bawah ini akan memberi keterangan lebih lanjut dari metode ini.

Seorang manajer resiko harus menentukan bagaimana menangani kerugian harta benda yang potensial dari yang mungkin diderita perusahaan karena memiliki bangunan yang lokasinya di pinggiran kota. Kerugian personil dan tanggung jawab dapat diabaikan. Neraca perusahaan menunjukkan asset Rp 500.000.000,-, utang Rp 300.000.000,-, capital dan retained earned Rp 200.000.000,-. Berdasarkan laporan operasi perusahaan tahun lalu penjualannya adalah Rp 400.000.000,-, pengeluaran Rp 350.000.000,-, dan pendapatan sebelum pajak Rp 50.000.000,-. Distribusi probabilitas dari kerugian selama tahun mendatang tergantung pada apakah sebuah sprinkler otomatis dipasang atau tidak. Kedua distribusi probabilitas terlihat pada tabel di bawah ini.

Kerugian Probabilitas
Tanpa sprinkler Dengan sprinkler
0 0,700 0,700
500.000 0,150 0,150
1.000.000 0,100 0,100
10.000.000 0,040 0,040
50.000.000 0,700 0,009
100.000.000 0,002 0,001
200.000.000 0,001 0,000

Manajer resiko harus memilih salah satu dari 8 tindakan:

  1. Menanggung resiko.
  2. Menanggung resiko dan memasang suatu sprinkler otomatis.
  3. Pembelian asuransi Rp 50.000.000,-.
  4. Pembelian asuransi Rp 50.000.000,- juga memasang suatu sprinkler otomatis.
  5. Pembelian asuransi Rp 200.000.000,- dengan sebuah deductible Rp 1.000.000,-.
  6. Pembelian asuransi Rp 200.000.000,- dengan sebuah deductible Rp 1.000.000,- dan juga memasang suatu sprinkler otomatis.
  7. Pembelian asuransi Rp 200.000.000,-.
  8. Pembelian sprinkler otomatis.

Di bawah ini menunjukkan daftar asumsi tambahan.

  1. Sprinkler otomatis akan menelan biaya Rp 9.000.000,- sampai terpasang Rp 100.000,- per tahun untuk pemeliharaannya. Penyusutan tahunan sprinkler (umur ekonomis = 30 tahun) adalah Rp 300.000,-.
  2. Premi berhadapan dengan kebijaksanaan kemungkinan, yaitu:
Jumlah asuransi Tanpa sprinkler Dengan sprinkler
Rp 50.000.000,- Rp 1.620.000,- Rp 1.620.000,-
Rp 200.000.000,- (Rp 1.000.000 deductible) Rp 1.650.000,- Rp 1.350.000,-
Rp 200.000.000,- Rp 1.990.000,- Rp 1.690.000,-
  1. Jika kerugian gudang dan kerugian isinya adalah berkisar antara Rp 100.000 atau Rp 2.000.000,- sebuah sprinkler yang dinilai Rp 9.000.000,- juga akan hancur.
  2. Kerugian insidental yang tidak bisa diasuransikan di batas kerugian sebesar:
  • Rp 200.000,- bagi bangunan yang tidak diasuransikan beserta kerugian isi totalnya sebesar Rp 50.000.000,-, Rp 4.000.000,- bagi sebuah bangunan yang tidak dapat diasuransikan dan kerugian isinya senilai Rp 100.000.000,-.
  • Rp 600.000.000,- bagi sebuah bangunan yang tidak diasuransikan dan kerugian isinya senilai Rp 150.000.000,-.
  • Rp 8.000.000,- bagi sebuah bangunan yang tidak diasuransikan dan kerugian isinya total Rp 2.000.000,-.
  1. Apabila keputusan yang diambil adalah menanggung resiko sendiri, maka manajer akan membayar seorang inspektur kecemasan sebesar Rp 100.000,- untuk memberikan pelayanan yang disediakan pihak asuransi.
  2. Perusahaan dapat memotong laba kena pajak sebesar 80% dari kerugian insidental yang dapat diasuransikan. Tarif pajak perusahaan ini adalah 50%.
  3. Opportunity cost dari pembelian asuransi diabaikan.

Kerugian-kerugian harapan dari 8 keputusan adalah:

  1. Menanggung Rp 1.860.000,-
  2. Menanggung + Srinkler Rp 1.440.000,-
  3. Asuransi Rp 50.000.000,- Rp 1.165.000,-
  4. Asuransi Rp 50.000.000,- Rp 1.096.000,-
  5. Asuransi Rp 200.000.000,-, deductible Rp 100.000,- Rp 980.000,-
  6. Asuransi Rp 200.000.000,-, deductible Rp 1.000.000,-

+ Sprinkle                                                                          Rp 1.030.000,-

  1. Asuransi Rp 200.000,- Rp 995.000,-
  2. Asuransi Rp 200.000,- + Sprinkler Rp 1.045.000,-

Manajer resiko hanya perlu menyatakan apakah nilai kecemasan lebih besar atau lebih kecil dari standar yang ditetapkan. Contoh, jika kekhawatiran berhubungan dengan masing-masing keputusan, tidak dinilai dalam daftar kerugian itu, maka nilai kerugian harapan adalah:

  1. Menanggung resiko sendiri Rp 860.000 + W1
  2. Menanggung resiko + sprinkler Rp 940.000 + W2
  3. Asuransi Rp 50.000.000,- Rp 965.000,-+ W3
  4. Asuransi Rp 50.000.000,- + sprinkler Rp 1.046.000,- + W4
  5. Asuransi Rp 200.000.000,-,

deductible Rp 1.000.000,-                                     Rp 960.000,- + W5

  1. Asuransi Rp 200.000.000,-,

deductible Rp 1.000.000,-+ Sprinkler                      Rp 1.010.000,- +W6

  1. Asuransi Rp 200.000.000,- Rp 995.000,- + Rp 0
  2. Asuransi Rp 200.000.000,-+ Sprinkler Rp 1.045.000,- + Rp 0

Sebagai contoh, diambil keputusan no. 1, manajer resiko akan memilih untuk membayar sebagai tambahan pada kerugian harapan Rp 860.000.000,- untuk mengganti kerugian tahunan berkisar antara Rp 50.000,- sampai Rp124.050.000,-.

Referensi:

Darmawi, H. 1990. Manajemen Risiko. Edisi 1. Cetakan 11. Jakarta: Bumi Aksara.

Halo dunia!

Ini adalah pos pertama Anda. Klik tautan Sunting untuk mengubah atau menghapusnya, atau mulai pos baru. Jika Anda menyukai, gunakan pos ini untuk menjelaskan kepada pembaca mengapa Anda memulai blog ini dan apa rencana Anda dengan blog ini.

Selamat blogging!